Daruba – Potensi Pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai, cukup menjanjikan terutama objek wisata alam dan sejarah, jika ini dikelola dengan baik maka sangat memungkinkan untuk menunjang pendapatan daerah.
Hal ini memantik pemikiran cemerlang Sekertaris Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Pulau Morotai, Fihir Ali, dalam hal mekanisme pengelolaan pariwisata dimaksud.
Fihir, kepada media ini Jum’at (6/5), menyampaikan bahwa untuk pengelolaan pariwisata Pulau Morotai, maka kami menyarankan agar Pemerintah Daerah (Pemda), perlu membentuk satu lembaga non pemerintah, dalam bentuk Badan Otorita Pariwisata (BOP).
“Mengingat karena BOP adalah model sistem pemerintahan teknokratis, yang sangat cocok untuk daerah dengan potensi pariwisata yang dominan, maka Morotai ini layak untuk dibentuk suatu badan otoritas, guna mengelola objek wisata alam dan sejarah yang dimiliki daerah saat ini,” pungkas Fihir.
Lanjut, Fihir, sejauh ini wisata Morotai masih di kelola oleh Pemda, dan ini terbilang tidak terlalu efektif untuk pengembangannya, maka perlu di bentuk lembaga non-pemerintahan yakni BOP.
“Sebagaimana contoh capaian BOP yang ada di labuan Bajo Flores (BOPLBF), BOP Danau Toba, Mandalika, Likupang, Borobudur dan beberapa daerah lainnya yang memiliki BOP,” beber Fihir.
Menurut fihir, Morotai ini selain letaknya yang strategis dari aspek pertahanan Negara dan potensi hasil laut, Morotai juga punya potensi besar dalam destinasi wisata sejarah dan alamnya. karena itu tujuan pembentukan BOP ini, salah satunya adalah mempercepat pembangunan pariwisata, maka Pemprov Malut dan Pemda Morotai wajib membentuk BOP untuk Morotai.
“Tujuan BOP ini sangatlah baik untuk kemajuan pariwisata di daerah khusunya Morotai, maka kami meminta agar Pemda lebih serius memberikan perhatian, dikarenakan potensi pariwisata di Morotai, bisa menjadi tolak ukur peningkatan ekonomi kreatif masyarakat dan penunjang PAD,” ujar Fihir.
Lebih lanjut, Fihir, menegaskan pasca Sail Morota, lewat PT. Jababeka yang di berikan tangung jawab untuk mengelola KEK di Morotai. Pariwisata Morotai malah mengalami kemunduran, bahkan sekarang dodolo yang menjadi ikon wisata Morotai hampir tak terurus dengan baik. Dan sangat di sayangkan potensi ini, cuman jadi tempat berkembang biak serangga terutama nyamuk.
“Kami sayangkan ada yang berharga dan bernilai ekonomis di biarkan begitu saja, maka kami berharap agar Pemda segera membentuk lembaga non pemerintah dalam hal ini BOP, sehingga Morotai nantinya masuk pada deretan 10 pulau sekelas Bali, dan dapat menjadi primadona di bibir Pasifik wilayah Timur Indonesia,” tutup Fihir.