Ternate – Sikap ketidakdewasaan dua petinggi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, yakni Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Ternate dan Wakil Wali Kota Ternate, mendapat kritikan pedas dari Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Ternate.
Ketua DPD KNPI Kota Ternate, Samar Ishak, kepada media ini Selasa (1/7), menyayangkan tindakan kekanak kanakan, yang dilakukan oleh dua petinggi Pemkot Ternate saat ini. Dimana menurutnya tindakan ini sangat tidak mencerminkan diri mereka, selaku pejabat publik yang seyogyanya memberikan teladan kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kota Ternate.
“Sebagai pejabat publik seharusnya dua petinggi Pemkot Ternate, yakni Rizal Marsaoly, selaku Sekda Kota Ternate dan Nasri Abubakar, selaku Wakil Wali Kota Ternate, memberikan contoh terhadap bawahan mereka, terutama terhadap publik khusunya masyarakat Kota Ternate, bukan malah membuat kegaduhan ditengah publik hanya karena mempertahankan ego masing-masing,” pungkasnya.
Menurut, Samar, sukses dan tidaknya pembangunan di suatu daerah bergantung pada pemimpin daerahnya, sehingga apabila sikap para pemimpinnya tidak mencerminkan kedewasaan dalam memimpin daerah seperti sikap kedua pemimpin di lingkungan Pemkot Ternate tersebut. Maka jangankan menyukseskan program pembangunan fisik, bahkan untuk mencapai kemakmuran masyarakat saja dipastikan sulit untuk diwujudkan.
Meski begitu dalam persoalan kekisruhan yang terjadi diantara dua petinggi ini, Samar, lebih mengkritisi sikap Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Ternate. Dimana menurutnya sikap ini tidak seharusnya dilakukan oleh Sekda, sebab dengan alasan apapun Wakil Wali Kota adalah atasannya, yang patut untuk dihormati berdasarkan aturan birokrasi.
“Jadi duggan tidak dilibatkannya Wakil Wali Kota dalam rapat evaluasi PAD pada Senin 30 Juni 2025 kemarin, ini merupakan bagian dari ketidakpahaman Sekda, atas nilai-nilai birokrasi yang harus menjadi prioritas utama dalam menjalankan sistem pemerintahan,” tegas Samar.
Samar, juga mengingatkan kepada Sekda agar sikap ego dalam memenej sistem birokrasi ini jangan lagi diulang di masa-masa yang akan datang, sebab sikap seperti ini jika terus dilakukan dalam tatanan birokrasi, maka yang ada hanya akan menimbulkan citra buruk ditengah-tengah publik, khusunya masyarakat Kota Ternate.
“Sekda harus bersikap professional dalam menjalankan tugas selaku pejabat publik, jika tidak menginginkan citranya selaku pejabat dipandang buruk dimata publik. Masih jauh momentum Pilkada, sekarang waktunya untuk bergandeng tangan, menyatukan hati dan pikiran untuk membangun Kota Ternate yang lebih baik kedepan,” tutup Samar.