Tobelo – Memprihatinkan kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), karena selain keluhan gaji oleh tenaga kesehatan (Nakes) kontrak, yang masih menunggak hingga saat ini, RSUD milik Pemerintah Daerah ini juga rupanya telah mengalami krisis obat-obatan.
Dugaan krisis obat ini, sebagaimana diungkapkan salah satu dokter dihadapan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, saat melakukan kunjungan ke RSUD Tobelo pada beberapa waktu lalu.
Didepan Gubernur, dokter tersebut menyampaikan bahwa RSUD Tobelo, kerap menerima pasien dengan gejala serangan jantung. Akan tetapi pihaknya terkadang tidak mampu memberikan penanganan medis, secara optimal karena ketiadaan stok obat, terutama obat fibrinolitik yang merupakan obat yang sangat vital untuk mengatasi gangguan jantung.
“Obat ini sangat vital dan harus tersedia di RSUD setiap saat, sebab hampir setiap pekan kami menerima pasien dengan gejala serangan jantung, bahkan jumlah pasien yang datang terkadang kurang lebih 10 orang per pekan. Namun kami tak bisa berbuat banyak, dikarenakan kekurangan obat dimaksud,” ungkap seorang dokter RSUD Tobelo, dihadapan Sherly.
Keluhan salah satu dokter di RSUD Tobelo, inipun langsung ditanggapi orang nomor satu Pemprov Malut tersebut, dengan menyampaikan rasa keprihatinannya atas kondisi yang terjadi di rumah sakit milik Pemda Halut ini.
Sherly, pun sangat menyayangkan kurangnya perhatian Pemda Halut, terhadap ketersediaan obat krusial di RSUD Tobelo, yang notabenenya pernah meraih akreditasi Paripurna dari Survey Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS).
“Semestinya predikat SNARS yang diraih RSUD Tobelo, ini dapat mencerminkan standar layanan tertinggi. Namun dengan adanya keluhan ketidaktersediaan obat-obatan, terutama obat yang masuk dalam kategori vital, ini tentu membuat saya sangat terkejut,” ujarnya.
Lanjut, Sherly, rumah sakit yang sudah terakreditasi paripurna, seharusnya memiliki ketersediaan fasilitas medis yang mumpuni. Namun yang terjadi di RSUD Tobelo justru sebaliknya yakni lalai memastikan ketersediaan obat penting seperti ini.
“Hal ini patut menjadi perhatian khusus oleh pihak manajemen RSUD, terutama Pemda Halut sebagai penanggung jawab, atas jalannya pelayanan kesehatan masyarakat. Ini bukan hanya soal standar pelayanan, akan tapi ini juga menyangkut nyawa manusia, maka harus diberikan perhatian khusus,” tegasnya.
Sherly, meminta kepada pihak rumah sakit, agar segera meninjau ulang sistem pengadaan obat serta memastikan ketersediaannya, khususnya untuk kasus-kasus kedaruratan seperti serangan jantung.
“Pihak manajemen RSUD Tobelo dan Pemda Halut, harus jeli dalam melihat kebutuhan masyarakat, khususnya pemenuhan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat setempat, terutama ketersediaan obat-obatan dan fasilitas medis harus memadai,” tutupnya.