Ternate – Jelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-80, pemerintah kecamatan Pulau Ternate (Gamlamo), Kota Ternate, gelar sejumlah lomba tingkat Kelurahan. Dimana lomba ini dimulai pada Senin, 11 Agustusan 2025 hari ini.
Camat Kecamatan Pulau Ternate (Gamlamo), Royandi Nasir, SH, saat ditemui awak media usai launching semarak HUT RI ke-80, dihalaman Kantor Kecamatan, menegaskan bahwa giat yang digelar ini dalam rangka menyambut HUT RI ke-80 tahun.
“Giat yang kami gelar ini merupakan program rutin yang dilaksanakan dalam setiap tahun, dan tahun ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dimana lomba yang dipertandingkan antara lain, lomba tarik tambang, lomba Domino, lomba lari karung, lomba kebersihan tingkat kelurahan dan RT, serta lomba kelengkapan administrasi kelurahan,” pungkas Roy sapaan akrab Royandi Nasir, SH.
Roy, menambahkan untuk HUT RI ke-80 tahun ini, pihaknya mengusung tema dengan menggunakan bahasa lokal yakni, “NIPALIHARA SEDUDARA, (SERDADU GAMLAMO)”.
“Jadi tema yang kami usung dengan menggunakan bahasa daerah atau bahasa lokal Ternate, ini merupakan bagian dari upaya untuk mengangkat sejarah adat dan budaya daerah, yang mengacu pada adat se atoran dengan tetap memupuk rasa persaudaraan dalam kebhinekaan,” ujar Roy.

Lanjut, Roy, giat ini bukan hanya sekedar memeriahkan HUT RI, namun ini juga merupakan upaya untuk menjaga kekompakan dan kebersamaan, serta memperkokoh rasa persaudaraan dan menanamkan rasa nasionalisme dalam setiap jiwa yang merdeka, demi menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Bagi kami melalui tema dengan bahasa lokal atau bahasa daerah yang diusung ini, selain bertujuan menempatkan sejarah, adat dan budaya daerah pada tempat yang seharusnya dihargai dan dihormati oleh negara. Juga ini merupakan bagian dari upaya bagaimana untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme, kepada masyarakat khususnya masyarakat adat,” ungkapnya.
Olehnya itu kata, Roy, hal-hal seperti ini kedepan dapat menjadi perhatian khusus oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, agar dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat, terutama masyarakat adat setempat.
“Kami berharap agar apa yang telah kami lakukan hari ini, dapat menjadi perhatian pemerintah kedepan, demi menjaga dan memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat, dalam bingkai bhineka tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu), satu bangsa, satu negara dan satu bahasa yakni Indonesia,” tutup Roy.